Beberapa
Kesalahan dalam Berbahasa
Pengajaran
bahasa merupakan hal yang sangat kompleks. Pengajaran bahasa dalam praktikya
tidak akan lepas dari yang namanya kesalahn-kesalahan berbahsa. Kesalahan
bahasa yang meliputi berbagai aspek ini adalah hal yang paling sulit untuk
dapat dipahami oleh para pelajar atau pembelajar bahasa. Hal tersebut lebih
dikarenakan karena perelu ketelitian yang sangat tinggi untuk dapat mengatasai
segala kesalah-kesalahn berbahasa tersebut.
Pengajaran
bahasa kini lebih banyak difokuskan pada kegiatan siswa belajar. Pengajaran
bahasa yang berfokus pada kegiatan guru dalam mengajar telah lama dikritik
banyak orang. Setiap ada kegagalan dalam belajar anak faktor penyebabnya selalu
dicari pada guru dan pengatasannya pun selalu dilakukan dari sisi guru. Akibat
cara berpikir seperti itu, kegagalan belajar bahasa anak selalu terjadi
sepanjang zaman dan tidak pernah teratasi secara tuntas.
Analisis
pengajaran bahasa dapat dilakukan berdasarkan pendekatan psikologis dalam
belajar bahasa. Acuan teori psikologi yang dipakai sebagai dasar untuk
menganalisis belajar bahasa antara lain psikologi behaviorisme, psikologi
kognitivisme, dan psikologi mentalisme.
Teori
analisis kesalahan berbahasa merupakan koreksi kritis terhadap teori
konstratif, bahwa pengajaran bahasa mengkontraskan kedua sistem bahasa
kadang-kadang tidak ada manfaatnya., dan hanya akan membuang-buang waktu saja.
Analisis kesalahan berbahasa berasumsi bahwa pengajaran bahasa hendaknya lebih
difokuskan pada frekuensi terbesar kesalahan berbahasa pembelajar. Penelusuran
faktor-faktor penyebab kesalahan serta jenis-jenis kesalahan yang dilakukan
oleh pembelajar jauh lebih penting karena dapat dipergunakan sebagai dasar
untuk memperbaiki kesalahan belajar dan kesalahan berbahasa pembelajar.
Berikut ini beberapa kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari;
1. Mistake (salah)
Merupakan
penyimpangan struktur lahir yang terjadi karena penutur tidak mampu menentukan
pilihan penggunaan ungkapan yang terjadi situasi dengan situasi yang ada.
Mistake/ kekeliruan, terjadi ketika seorang pembelajar tidak secara konsisten
melakukan penyimpangan dalam berbahasa. Kadang-kadang pembelajar dapat
mempergunakan kaidah/norma yang benar tetapi kadang-kadang mereka membuat
kekeliruan dengan mempergunakan kaidah/norma dan bentuk-bentuk yang keliru.
Contoh :
• ”Rasanya panas. Kalau malam tidur di kamar, harus pakai kipas terus,” kata
Nining.
Analisis : Kalimat rasanya panas untuk menggambarkan situasi udara yang panas
adalah kurang tepat atau dapat dikatakan adanya kekurangtepatan penggunaan
ungkapan terhadap situasi tersebut. Maka dari itu kalimat tesebut masuk dalam
mistake. Seharusnya ungkapan tersebut meggunakan ungkapan ” Udaranya panas”
agar lebih tepat.
• Dengan amblesnya tanggul tersebut, saat ini permukaan lumpur yang.....
Analisis : penggunaan kata ambles dalam konteks tersebut adalah kurang tepat.
Ungkapan tersebut masih sangat terpengaruh bahasa jawa.
2. Selip
Merupakan penyimpangan bentuk lahir karena beralihnya pusat perhatian topik
pembicaraan secara sesaat (kelelahan bisa menimbulkan selip bahasa). Dengan
demikian selip bahasa terjadi secara tidak disengaja.
Kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh lapses tidak memiliki implikasi
paedagogis yang berbahaya. Lapse, selip lidah, diartikan sebagai bentuk
penyimpangan yang diakibatkan karena pembelajar kurang konsentrasi, rendahnya
daya ingat atau sebab-sebab lain yang dapat terjadi kapan saja dan pada siapa
pun.
Contoh :
• ” Menjual barang tidak bisa memaksa orang membeli,” ujar Fauzi Aziz
Analisis : Selip bahasa terjadi pada kalimat tersebut. Selip terjadi karena
kekurangtepatan kalimat yang digunakan yaitu kata yang diucapkan kurang.
Seharusnya kata tersebut mendapat tambahan satu kata lagi agar tidak termasuk
dalam selip bahasa. Kata yang dimaksud adalah kata untuk. Akan menjadi tidak
selip ketika diucapkan ” Menjual barang tidak bisa memaksa orang untuk
membeli,”...
3. Silap
Merupakan penyimpangan bentuk lahir dari struktur baku yang terjadi karena
pemakai belum menguasai sepenuhnya kaidah bahasa. Faktor yang mendorong
timbulnya kesilapan adalah faktor kebahasaan yang mengikuti pola-pola tertentu.
Contoh :
• ”Semuanya sudah empat kali kejadian sama dengan yang sekarang ini.”
Analisis : Kalimat tersebut mengalami silap bahasa karena dalam kalimat
tersebut terdapat kesalahan struktur dan kaidah kalimat dalam bahasa Indonesia
yang benar. Kalimat tersebut akan bisa dikatakan kalimat yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang benar jika ” Semuanya sudah empat kali terjadi,
termasuk yang sekarang ini.
• Lokasi kejadian jauh dari permukiman warga, ....
Analisis : Kata permukiman dalam kalima tersebutmengalami silap bahsa. Silap
dalam kaliamt tersebut kemungkinan terjadi karena kekurangpahaman akan kaidah
bahasa Indonesia yang benar. Seharusnya kata permukiman diganti dengan kata
pemukiman agar kalimat tersebut menjadi kalimat yang benar atau tidak silap.
• Ayah dua anak itu seakan tidak memedulikan lumpur gas yang mnenyembur
sekitar 20 meter dari warungnya.
Analisis : Kata dalam kalimat tersebut ada yang mengalami silap bahasa. Kata
memedulikan tersebut seharusnya tidak digunakan dan diganti dengan kata
memperdulikan.
4. Kalimat Rancu
Adalah kalimat yang struktur atau bagianya ada yang rancu atau tidak sesuai
penempatanya.
Contoh :
• Pemerintah pun mulai menggaungkan dukungan kepada industri kreatif.
Analisis : Kata menggaungkan secara makna kurang tepat atau rancu jka
diterapakan dalam kalimat tersebut. Kata menggaungkan tersebut dapat diganti
dengan kata ” menyampaikan, menyerukan dsb.”
• Jalan Raya Porong yang terletak bersebelahan di sisi barat tanggul kolam
lumpur terus menurun hingga 80 sentimeter sejak ditinggikan September 2008.
Analisis : Kalimat tersebut memiliki struktur yang rancu dan kurang bisa
dipahami.
5. Kalimat Ambigu
Merupakan kalimat yang memiliki makna lebih dari satu/ membingungkan/ ambigu.
Contoh :
• Menurut Emi, salah seorang pemilik ruko yang terbakar, gudang oli itu
mulai beroperasi sejak dua tahun lalu.
Analisis : Kalimat tersebut merupakan kalimat yang ambigu atau menimbulkan
tafsir ganda. Letak keambiguan dari kalimat tersebut adalah kita dapat
menafsirkan makna kalimat tersebut dalam dua versi makna yaitu Emi ikut
terbakar atau Emi hanyalah salah seorang dari pemilik ruko yang ikut terbakar.
• Muncul ikhtiar untuk mengedepankan produk-produk budaya dan berbasis
teknologi, memvisualisasikanya kepada masyarakat banyak melalui pameran.
Analisis : Kalimat tersebut memiliki makna ganda atau ambigu. Keambiguan
tersebut dapat kita rasakan ketika memaknai kalimnat tersebut.
memvisualisasikanya kepada masyarakat /
banyak melalui pameran.ü
memvisualisasikanya kepada masyarakat
banyak / melalui pameran.ü
6. Adopsi
Adalah mengambil semuanya dengan tidak mengurangi dan tidak menambahi.
Contoh :
• Amblesnya tanggul setinggi 11 meter itu......
Analisis : Kata meter merupakan kata yang diadopsi dari kata dalam bahasa
inggris, yaitu meter.
• Menyusul tertangkapnya imigran asal Iran dan pakistan.
Analisis : Kata imigran merupakan kata hasil adopsi dari kata asing.
Pengambilan yang dilakukan pada kata tersebut dilakukan secara utuh yaitu
imigran.
• Kekurangan biaya sebagai dampak krisis keuangan global. .......
Analisis : Kata global adalah kata yang diadopsi dari kata dalam bahasa
inggris. Kata tersebut diambil secara utuh untuk menyebutkan maksud yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar