1. Sumber
Kompetensi Performasi
2. Sifat
Sistematis, berlaku secara
umum
Acak, tidak
sistematis,
secara
individual
3. Durasi
Permanen Temporer/sementara
4. Sistem
Linguistik Sudah dikuasai Belum dikuasai
5. Produk
Penyimpangan kaidah
bahasa
Penyimpangan
kaidah
bahasa
6. Solusi
Dibantu oleh guru melalui
latihan pengajar
remedial
Diri sendiri
(siswa):
mawas diri,
pemusatan
perhatian
Berdasarkan
uraian tersebut, anda sudah mengetahui pengertian kesalahan
berbahasa. Anda
juga dapat membatasi perbedaan kesalahan berbahasa dengan
kekeliruan berbahasa
serta bagaimana bersikap terhadap hal tersebut. Untuk
bahasa
Indonesia, ada dua parameter yang dapat digunakan untuk menentukan
atau mengukur
penyimpangan bahasa. Selanjutnya, anda akan mempelajari
kategori (jenis)
kesalahan dalam berbahasa. Untuk itu, anda dapat melanjutkan
pada sajian
berikut.
2. Kategori
Kesalahan Berbahasa
Kesalahan
berbahasa dapat terjadi dalam setiap tataran linguistik
(kebahasaan).
Ada kesalahan yang terjadi dalam tataran fonologi, morfologi,
sintaksis,
wacana dan semantik. Kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh
intervensi
(tekanan) bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2). Kesalahan
berbahasa yang
paling umum terjadi akibat penyimpangan kaidah bahasa. Hal itu
terjadi oleh
perbedaan kaidah (struktur) bahasa pertama (B1) dengan bahasa
kedua (B2).
Selain itu kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau
intervensi B1
pada B2. Dalam pengajaran bahasa, kesalahan berbahasa
Analisis Kesalahan
Berbahasa
Drs. Dian Indihadi,
M.Pd. 7
disebabkan oleh
banyak faktor, di antaranya: kurikulum, guru, pendekatan,
pemilihan bahan
ajar, serta cara pengajaran bahasa yang kurang tepat (Tarigan,
1997).
Burt, Dulay,
maupun Krashen (1982) membedakan wilayah (taksinomi)
kesalahan
berbahasa menjadi kesalahan atau kekhilafan:
1. taksonomi
kategori linguistik;
2. taksonomi
kategori strategi performasi;
3. taksonomi
kategori komparatif;
4. taksonomi
kategori efek komunikasi.
Anda dapat
mempelajari taksonomi tersebut dalam sajian berikut.
Taksonomi
kesalahan berbahasa itu, menurut Nurhadi (1990), dibedakan sebagai
berikut.
Taksonomi
kategori linguistik membedakan kesalahan berdasarkan
komponen bahasa
dan konsisten bahasa. Berdasarkan komponen bahasa, wilayah
kesalahan
dibedakan menjadi:
1. kesalahan
tataran fonologi;
2. kesalahan
tataran morfologi dan sintaksis;
3. kesalahan
tataran semantik dan kata;
4. kesalahan
tataran wacana.
Berdasarkan
konstituen bahasa, kesalahan terjadi pada tataran penggunaan
unsur-unsur
bahasa ketika dihubungkan dengan unsur bahasa lain dalam satu
bahasa. Misalnya
frase dan klausa dalam tataran sintaksis atau morfem-morfem
gramatikal dalam
tataran morfologi.
Berdasarkan
taksonomi kategori strategi performasi, kesalahan didasarkan
kepada
penyimpangan bahasa yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran
bahasa kedua (B2).
Pendeskripsian kesalahan ini seharusnya dipertimbangkan
atau dihubungkan
dengan proses kognitif pada saat anak (siswa) memproduksi
(merekonstruksi)
bahasanya.
Analisis Kesalahan
Berbahasa
Drs. Dian Indihadi,
M.Pd. 8
Dalam kategori
strategi performasi, tataran kesalahan bahasa dapat
dibedakan
menjadi 4 (empat) kesalahan. Berikut adalah keempat kesalahan
kategori
strategi performasi:
1. Penanggalan (omission),
penutur bahasa menanggalkan satu atau lebih unsurunsur
bahasa yang
diperlukan dalam suatu frase atau kalimat. Akibatnya
terjadi
penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.
2. Penambahan (addition),
penutur bahasa menambahkan satu atau lebih unsurunsur
bahasa yang
tidak diperlukan dalam suatu frase atau kalimat. Akibatnya
terjadi
penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.
3.
Kesalahbentukan (misformation), penutur membentuk suatu frase atau
kalimat
yang tidak
sesuai kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frase atau kalimat
menjadi salah
(penyimpangan) kaidah bahasa.
4. Kesalahurutan
(misordering), penutur menyusun atau mengurutkan unsurunsur
bahasa dalam
suatu konstruksi frase atau kalimat di luar kaidah bahasa
itu. Akibatnya
frase atau kalimat itu menyimpang dari kaidah bahasa.
Berdasarkan
taksonomi komparatif, kesalahan dibedakan menjadi 4
(empat) tataran
kesalahan. Berikut adalah keempat jenis kesalahan berdasarkan
taksonomi
komparatif.
1. Kesalahan
interlingual disebut juga kesalahan interferensi, yakni: kesalahan
yang bersumber
(akibat) dari pengaruh bahasa pertama (B1) terhadap bahasa
kedua (B2).
2. Kesalahan
intralingual adalah kesalahan akibat perkembangan. Kesalahan
berbahasa
bersumber dari penguasaan bahasa kedua (B2) yang belum
memadai.
3. Kesalahan
ambigu adalah kesalahan berbahasa yang merefleksikan kesalahan
interlingual dan
intralingual. Kesalahan ini diakibatkan kesalahan pada
interlingual dan
intralingual.
4. Kesalahan
unik adalah kesalahan bahasa yang tidak dapat dideskripsikan
berdasarkan
tataran kesalahan interlingual dan intralingual. Kesalahan ini
tidak dapat
dilacak dari B1 maupun B2. Misalnya: anak kecil yang mulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar