Sabtu, 09 Juni 2012

KESALAHAN BERBAHASA


Pendahuluan
Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan itu sudah
klise sebab kita sudah sering mendengar ataupun membacanya, bahkan
membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut. Akibatnya, kita pun dapat
bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu masih
belum dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih
belum baik dan benar?”
Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik
adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa
Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah
(tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita menganalisis bahasa yang
baik dan benar itu? Hal itulah yang akan dibahas dalam modul ini.
Sekaitan dengan itu, anda dapat mempelajarinya melalui modul ini.
Setelah mempelajari, anda diharapkan mengetahui analisis kesalahan berbahasa,
kemudian anda dapat mempraktikkannya dalam berbahasa Indonesia. Oleh karena
itu, anda harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Pengertian Kesalahan Berbahasa.
2. Kategori Kesalahan Berbahasa.
3. Sumber Kesalahan Berbahasa.
4. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa.
5. Metodologi Analisis Kesalahan Berbahasa.
Diharapkan agar anda mempelajari hal tersebut melalui sajian dalam
modul ini. Dengan mengetahui analisis kesalahan dalam berbahasa, anda dapat
mengimplementasikannya ke dalam bahasa Indonesia. Akhirnya pernyataan
“Pergunakanlah bahasa yang baik dan benar” menjadi kenyataan.
Analisis Kesalahan Berbahasa
Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 2
Kegiatan Belajar 1
KESALAHAN BERBAHASA
1. Pengertian Kesalahan Berbahasa
Pembahasan tentang kesalahan berbahasa merupakan masalah yang tidak
sederhana, tetapi bisa juga menjadi tidak ada masalah yang harus dibahas dalam
kesalahan berbahasa. Oleh karena itu, anda harus mengetahui terlebih dahulu
tentang pengertian kesalahan berbahasa. Tidak mungkin anda mengerti kesalahan
berbahasa apabila anda tidak memiliki pengetahuan atau teori landasan tentang
hal tersebut. Tidak mungkin anda memiliki pengetahuan atau teori landasan
tentang kesalahan berbahasa apabila anda tidak pernah mempelajari tentang itu.
Tidak mungkin anda tidak mempelajari hal itu apabila anda ingin mengetahui dan
memiliki teori landasan tentang kesalahan berbahasa.
Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk itu,
pengertian kesalahan berbahasa perlu diketahui lebih awal sebelum kita
membahas tentang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menggunakan 3 (tiga)
istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Error, dan (3)
Mistake. Bagi Burt dan Kiparsky dalam Syafi’ie (1984) mengistilahkan kesalahan
berbahasa itu dengan “goof”, “goofing”, dan “gooficon”. Sedangkan Huda (1981)
mengistilahkan kesalahan berbahasa itu dengan “kekhilafan (error)”. Adapun
Tarigan (1997) menyebutnya dengan istilah “kesalahan berbahasa”. Baiklah anda
perlu mengetahui pengertian istilah-istilah tersebut.
Lapses, Error dan Mistake adalah istilah-istilah dalam wilayah kesalahan
berbahasa. Ketiga istilah itu memiliki domain yang berbeda-beda dalam
memandang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menjelaskan:
1) Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk
menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan
selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan
slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini
Analisis Kesalahan Berbahasa
Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 3
diistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan
dan tidak disadari oleh penuturnya.
2) Error
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau
aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur
sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang
lain, sehingga itu berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan
penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi
kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
3) Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih
kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu
kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang
diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2).
Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar.
Burt dan Kiparsky tidak membedakan kesalahan berbahasa, tetapi dia
menyebut “goof” untuk kesalahan berbahasa, yakni: kalimat-kalimat atau tuturan
yang mengandung kesalahan, “gooficon” untuk menyebut jenis kesalahan (sifat
kesalahan) dari kegramatikaan atau tata bahasa, sedangkan “goofing” adalah
penyebutan terhadap seluruh kesalahan tersebut, goof dan gooficon. Menurut
Huda (1981), kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa (anak) yang sedang
memperoleh dan belajar bahasa kedua disebut kekhilafan (error).
Kekhilafan (error), menurut Nelson Brook dalam Syafi’ie (1984), itu
“dosa/kesalahan” yang harus dihindari dan dampaknya harus dibatasi, tetapi
kehadiran kekhilafan itu tidak dapat dihindari dalam pembelajaran bahasa kedua.
Ditegaskan oleh Dulay, Burt maupun Richard (1979), kekhilafan akan selalu
muncul betapa pun usaha pencegahan dilakukan, tidak seorang pun dapat belajar
bahasa tanpa melakukan kekhilafan (kesalahan) berbahasa. Menurut temuan
kajian dalam bidang psikologi kognitif, setiap anak yang sedang memperoleh dan
belajar bahasa kedua (B2) selalu membangun bahasa melalui proses kreativitas.
Analisis Kesalahan Berbahasa
Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 4
Jadi, kekhilafan adalah hasil atau implikasi dari kreativitas, bukan suatu kesalahan
berbahasa.
Kekhilafan adalah suatu hal yang wajar dan selalu dialami oleh anak
(siswa) dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua. Hal itu
merupakan implikasi logis dari proses pembentukan kreatif siswa (anak).
Hendrickson dalam Nurhadi (1990) menyimpulkan bahwa kekhilafan berbahasa
bukanlah sesuatu yang semata-mata harus dihindari, melainkan sesuatu yang perlu
dipelajari. Dengan mempelajari kekhilafan minimal ada 3 (tiga) informasi yang
akan diperoleh guru (pengajar) bahasa, yakni:
1) kekhilafan berguna untuk umpan balik (feedback), yakni tentang seberapa jauh
jarak yang harus ditempuh oleh anak untuk sampai kepada tujuan serta hal apa
(materi) yang masih harus dipelajari oleh anak (siswa);
2) kekhilafan berguna sebagai data/fakta empiris untuk peneliti atau penelitian
tentang bagaimana seseorang memperoleh dan mempelajari bahasa;
3) kekhilafan berguna sebagai masukan (input), bahwa kekhilafan adalah hal
yang tidak terhindarkan dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa, dan
merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh anak untuk pemerolehan
bahasanya (Corder; Richard, 1975).
Kesalahan berbahasa dipandang sebagai bagian dari proses belajar bahasa.
Ini berarti bahwa kesalahan berbahasa adalah bagian yang integral dari
pemerolehan dan pengajaran bahasa.
Sekarang “Apa yang dimaksud kesalahan berbahasa Indonesia?” Apabila
kesalahan berbahasa itu dihubungkan dengan pernyataan atau semboyan
Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar,” ada 2 (dua) parameter
atau tolok ukur kesalahan dalam berbahasa Indonesia.
Pertama, pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik. Ini berarti bahwa
bahasa Indonesia yang baik adalah penggunaan bahasa sesuai dengan faktorfaktor
penentu dalam komunikasi. Inilah faktor-faktor penentu dalam komunikasi,
antara lain:
1) siapa yang berbahasa dengan siapa;
2) untuk tujuan apa
3) dalam situasi apa (tempat dan waktu);
4) dalam konteks apa (partisipan, kebudayaan dan suasana);
5) dengan jalur mana (lisan atau tulisan);
6) dengan media apa (tatap muka, telepon, surat, koran, buku, media
komunikasi lain: Hp, Internet);
7) dalam peristiwa apa (bercakap, ceramah, upacara, lamaran pekerjaan,
pelaporan, pengungkapan perasaan).
Kedua, pergunakanlah bahasa Indonesia yang benar. Parameter ini
mengacu kepada penaatasasan terhadap kaidah-kaidah atau aturan kebahasaan
yang ada dalam bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang
sesuai dengan kedua parameter tersebut, yakni: faktor-faktor penentu
berkomunikasi dan kaidah kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia. Berarti,
penggunaan bahasa Indonesia yang berada di luar faktor-faktor penentu
komunikasi bukan bahasa Indonesia yang benar dan berada di luar kaidah
kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia bukan bahasa Indonesia yang baik.
Oleh karena itu, kesalahan berbahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa
Indonesia, secara lisan maupun tertulis, yang berada di luar atau menyimpang dari
faktor-faktor komunikasi dan kaidah kebahasaan dalam bahasa Indonesia
(Tarigan, 1997).
Menurut Tarigan (1997), ada dua istilah yang saling bersinonim (memiliki
makna yang kurang lebih sama), kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam
pengajaran bahasa kedua. Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa yang
menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu. Sementara itu
kekeliruan adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang
berlaku dalam bahasa itu namun tidak dipandang sebagai suatu pelanggaran
berbahasa. Kekeliruan terjadi pada anak (siswa) yang sedang belajar bahasa.
Kekeliruan berbahasa cenderung diabaikan dalam analisis kesalahan berbahasa
karena sifatnya tidak acak, individual, tidak sistematis, dan tidak permanen
(bersifat sementara). Jadi, analisis kesalahan berbahasa difokuskan pada kesalahan
berbahasa berdasarkan penyimpangan kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa
itu.
Analisis Kesalahan Berbahasa
Drs. Dian Indihadi, M.Pd. 6
Untuk membedakan antara kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake),
menurut Tarigan (1997) seperti disajikan dalam tabel berikut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar