Jika diperhatikan dengan lebih seksama,
maka terlihat bahwa berita-berita di surat kabar umumnya mengikuti sebuah pola,
yakni pola piramida terbalik.
Adapun alasan praktis mengapa tulisan
berita dibuat seperti demikian, pertama-tama itu memang sesuai dengan naluri
manusia dalam menyampaikan suatu berita, yaitu agar berita tersebut cepat dapat
ditangkap oleh pendengarnya.
Rumus 5 W + 1 H (What (apa), Where
(dimana), When (kapan), Why (mengapa), Who (siapa) dan How (bagaimana)
merupakan unsur yang harus terdapat dalam lead pada sebuah berita. Unsur-unsur
berita yang manapun di antara yang enam itu dapat dijadikan batu loncatan untuk
menggerakkannya menjadi sebuah berita.
Tubuh berita
harus muncul dari lead, dan pokok soal yang dikemukakan dalam alinea pembuka
harus sepenuhnya didukung dan dikembangkan dalam kalimat-kalimat berikutnya.
Setelah puas dengan alinea pertama, penulis berita kemudian mengatur materi
berita selebihnya agar berkaitan dengan kisah berita yang sedang ditulis.
Unsur-unsur
untuk syarat tercapainya penulisan jurnalistik yang efektif adalah sebagai
berikut:
- Kecermatan dalam pemberitaan
- Organisasi dalam berita
- Diksi dan tatabahasa yang tepat
- Prinsip hemat dalam penulisan berita
- Daya hidup (vitalitas), warna, dan imaginasi
Dalam penulisan
jurnalistik ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu sifat tulisan jurnalistiksebagai
media komunikasi massa. Kenyataan ini memberikan tekanan akan pentingnya
sifat-sifat sederhana, jelas, dan langsung dalam suatu tulisan berita. Dengan
demikian, bahasa jurnalistik itu harus ringkas, mudah dipahami, dan langsung
menerangkan apa yang dimaksudkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar