Berbeda dengan tipe wartawan lain,
wartawan olah raga akan mendasarkan sebagian besar informasinya dari hasil
pengamatan langsung. Ia juga akan menggunakan sumber-sumber berita lain,
misalnya peserta pertandingan , ofisial olah raga, pejabat-pejabat humas,
catatan-catatan resmi, sumber-sumber latar belakang dan bahkan penonton.
Hindari penulisan yang berbunga-bunga
dan hindari klise dalam menulis berita olah raga. Bahasa olah raga menekankan
pada informalitas dan orisinalitas.
Salah satu keuntungan yang dimiliki
wartawan olah raga dibanding dengan wartawan yang mengkhususkan diri di
bidang-bidang pemberitaan politik, pemerintahan, bisnis, IPTEK atau
bidang-bidang pemberitaan lainnya adalah bahwa dalam olah raga peraturannya
sudah tetap dan tidak berubah dari tahun ke tahun; kalaupun ada perubahan
tetapi perubahan itu kecil saja. Keadaan seperti itu sudah tentu menyebabkan
penulisan berita olah raga terasa seperti monoton.
Bab 10 Feature dan Berita Human
Interest
Yang disebut feature bisa berupa
berita, bisa juga berupa karangan – tetapi dengan syarat-syarat tertentu. Jika
ia berupa berita, ia bukanlah berita dalam arti yang biasa, bukan sekedar
berita faktual, matter of fact news, melainkan berita yang dibuat
menarik dengan dibubuhi unsur human touch, sentuhan perasaan manusia. Ini
artinya berita tersebut diolah sedemikian rupa sehingga letak kelaikannya untuk
dimuat dalam media bukan karena berita itu penting, melainkan karena berita itu
ditulis secara menarik, atau memang beritanya itu sendiri menarik.
Bab 11 Reportase Interpretatif
Berdasarkan fakta-fakta yang berhasil
dihimpun, seorang wartawan harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
tentu timbul di kepala setiap orang; apa itu artinya? Reportase interpretatif
juga seringkali mencoba menjawab pertanyaan: bagaimana hal tersebut terjadi?
Mungkin sang wartawan terus juga menulis untuk menunjukkan betapa kegiatan
ekonomi yang menbaik dalam masyarakat tidak terpengaruh oleh kenaikan bahan
bakar minyak misalnya.
Sebagian besar berita-berita
interpretatif tampaknya memang seperti penjelasan saja. Berita-berita
interpretatif ini seakan-akan sederhana. Padahal, reportenya menghabiskan waktu
berjam-jam untuk mempelajari dan menganalisis sebelum ia menuliskannya dalam
bentuk berita akhir. Sang reporter membuat dulu rancangan beritanya, konsep
awalnya dan revisi-revisinya ditulis kembali untuk membuat interpretasinya itu
mudah dimengerti.
Teknik-teknik interpretatif
Programlah otak untuk menganalisa
isu-isu dan kejadian-kejadian. Program-program yang tersedia meliputi
metoda-metoda tertentu untuk berfikir secara logis seperti berikut:
· Sebab-akibat
· Penalaran secara deduktif
· Penalaran secara induktif.
· Anslogi
· Bobot relatif
· Sifat manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar